Corona? Bersama kita bisa.

21 Maret 2020

Karena banyak yang masih harus bekerja diluar, menafkahi keluarga karena kerja harian. Atau tugas yg tidak bisa ditinggalkan seperti di RS, SPBU, pasar, toko-toko, maka dipilih opsi social distancing. 

Semua menahan diri, menahan jarak, menjaga diri sendiri, keluarga dan saudara kita sedesa, sekota, sebangsa.
Tinggallah di rumah, kalau harus keluar jangan lama-lama, jangan ngobrol, kumpul-kumpul, salaman, berdekatan, kecuali harus, minimalkan, hindari dan amankan diri dan orang lain. 

Mulai dari diri sendiri dan jadikan contoh bagi orang lain. Mengubah kebiasaan tidak mudah. 

Italy sistem kesehatanya runtuh karena terlalu banyak yang sakit di waktu bersamaan. Epidemi dan penderita corona sudah ada di sekitar kita. Yang harus kita jaga adalah jumlahnya agar tidak melonjak. Kalau jumlahnya menjadi banyak, semua RS tidak akan bisa menampung dan kita akan menyaksikan orang2 di sekitar kita sakit, menderita, mati tanpa kita bisa berbuat apapun. Bahkan untuk memandikan, mengkafani dan menguburkan keluarga kita pun tidak akan boleh lagi. Seperti di Italy, ditumpuk di truk tentara, digelundungkan pakai buldoser ke lubang pemakaman massal dan ditimbun.

Italy penduduknya sedikit lebih banyak dari Jatim, uangnya lebih banyak, juga RS nya. Sistem kesehatannya runtuh karena gagal menekan ledakan penderita corona. Kita harus berhasil dalam social distancing atau akan lebih menderita dibanding Italy.

Puncak penderita corona di Indonesia akan terjadi pertengahan april. Saat ini sepertinya tidak ada apa-apa dan tidak akan ada apa-apa. Itu juga yang dialami oleh Italy bulan lalu, apakah mereka menyesal telah mengabaikan peringatan ? Semoga kita semua mau belajar. 

Bersama kita bisa.

Comments